Pages


Jumat, 26 Oktober 2012


"sudahlah gak usah banyak belajar bahkan menghabiskan satu buku yang penting pas ujian bisa dn lancar"(dosen Metstad)


22 oktober 2012. akhir-akhir ini kuliah terasa penat. melelahkan. tugas dan laporan benar-benar menyudutkan untuk berpikir keras. 
semuanya berpatokan pada nilai. semuanya berlari-lari, menguatkan ambisi-ambisi mereka untuk menjadi yang terbaik. "kuliah itu lebih kejam dan kelam. ada senyum palsu yang terlontar dari mulut mereka." Ingin rasanya kehidupan boarding terulang. Tapi, itu hanya sebuah fantasi belaka.

"segalanya itu tidak dinilai hanya dari tinta diatas kertas, bung"

GDDK, Metstat, Biokimia, IBM, Pengamen, Daskom, Fisiologi, Kesmas.
mereka seperti batu-batu besar yang menimpa kedua bahu. tekanan nya begitu menyesakkan dada, meracuni udara, dan mempercepat setiap detik bahwa hidup itu harus serba cepat. katakan saja, "aku diperbudak waktu." waktu kuliah hanya habis untuk mengerjakan lembar demi lembar laporan yang tidak kunjung selesai. Kadang meledak dan menjadi sensitif karena laporan yang belum selesai. Taapi, sudahlah. ini hanya sebagian kecilnya saja.

"Orang yang paling bodoh adalah orang yang dapet nilai A sebesar 100 karena dia tidak cerdas bahwa nilai 80* pun bisa A, sisakan lah yg 20 utk Linkaging, Organisasi, dsb dalam pengembangan skill"(dosen Kewirausahaan)

Belakangan ini saya seperti merasa hilang. Ingin bercerita. Kehilangan kontrol untuk mengendalikan emosi. Kadang berfikir, "kenapa saya begitu naif ingin menjadi seorang ketua?" padahal untuk mengurus diri sendiri saja tidak bisa. Ada kekhawatiran tersendiri bagi ibu saya setelah tau bahwa anaknya menjadi ketua angkatan. Saya mencoba untuk menguatkan argumen bahwa dengan begini saya ingin menjadi berguna. Ayah hanya tersenyum kecil dan memberi nasihat supaya saya tidak begitu terlalu lelah jika ingin menjadi aktivis. Hepatitis yang saya derita sejak satu tahun lalu bisa saja aktif dengan tiba-tiba. Tapi, semoga hal itu tidak terjadi. 

Sebentar lagi ujian akan segera dimulai. Maaf, jika anakmu ini belum bisa memberikan apa-apa. Maaf, terlalu banyak kesalahan dan selalu saja membuat kalian khawatir. Maaf, terlalu banyak ingin ini dan itu. Maaf, jika disaat detik-detik ujian anakmu ini justru menulis kata-kata yang tidak berguna. ya, hanya maaf yang bisa diberikan kepada ayah dan ibu yang senantiasa mengiring setiap langkah kecil setiap hari.

"Maaf, ayah, bunda. Akhir-akhir ini aa jarang menelefon untuk memberikan kabar."
semoga besok bisa mengerjakan tugas dan amanah sebagai anak yang ingin membahagiakan orang tua.

0 komentar:

Posting Komentar